Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam
Abstrak
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam merupakan
aspek krusial dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Artikel ini membahas
konsep, prinsip, serta implementasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
dalam konteks pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
literatur dengan pendekatan deskriptif-analitis terhadap berbagai sumber primer
dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen tenaga pendidik
dalam pendidikan Islam berlandaskan nilai-nilai Islam seperti amanah,
kompetensi, dan profesionalisme. Selain itu, strategi pengelolaan tenaga
kependidikan yang efektif dapat meningkatkan mutu pendidikan secara
keseluruhan.
Kata Kunci: Manajemen pendidikan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
pendidikan Islam.
Pendahuluan
Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang beriman,
berilmu, dan berakhlak mulia. Salah satu faktor utama yang menentukan
keberhasilan pendidikan Islam adalah kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
Pendidik dalam pendidikan Islam tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi
juga berperan sebagai pembimbing dan teladan bagi peserta didik. Oleh karena
itu, pengelolaan tenaga pendidik yang efektif menjadi kebutuhan mendesak dalam
sistem pendidikan Islam.
Selain tenaga pendidik, tenaga
kependidikan juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam menunjang
kelancaran proses pembelajaran. Tenaga kependidikan mencakup staf administrasi,
tenaga tata usaha, serta berbagai elemen lain yang mendukung operasional
lembaga pendidikan. Manajemen yang baik terhadap tenaga pendidik dan
kependidikan akan berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan secara
menyeluruh.
Dalam konteks pendidikan Islam,
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan harus berlandaskan pada
prinsip-prinsip Islam seperti amanah, profesionalisme, keadilan, dan
kesejahteraan. Manajemen yang baik mencakup perencanaan, rekrutmen,
pengembangan kompetensi, evaluasi kinerja, serta pemberian kesejahteraan bagi
tenaga pendidik dan kependidikan.
Namun, tantangan dalam pengelolaan
tenaga pendidik dan kependidikan masih menjadi permasalahan yang perlu diatasi.
Kurangnya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam pendidikan Islam,
minimnya pelatihan, serta kesejahteraan tenaga pendidik yang belum optimal
menjadi beberapa kendala utama dalam sistem pendidikan Islam. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep, prinsip, serta implementasi
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam guna
memberikan solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur (library research) dengan
pendekatan deskriptif-analitis. Data diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, dan
dokumen resmi yang berkaitan dengan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
dalam pendidikan Islam. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi konsep,
prinsip, dan implementasi manajemen tenaga pendidik berdasarkan perspektif
Islam dan teori manajemen pendidikan modern.
Pembahasan
1.
Konsep Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam
Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan dalam pendidikan Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam
seperti amanah, keadilan, kompetensi, dan profesionalisme. Al-Qur'an dan Hadis
menekankan pentingnya ilmu, pendidikan, dan kepemimpinan dalam membangun
masyarakat yang beradab.
2.
Prinsip-prinsip Manajemen Tenaga Pendidik dalam Pendidikan Islam
Manajemen tenaga pendidik dalam
pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam memastikan keberhasilan proses
pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik. Prinsip-prinsip berikut
menjadi landasan utama dalam pengelolaan tenaga pendidik agar mampu menjalankan
tugasnya secara efektif sesuai dengan nilai-nilai Islam:
a.
Amanah:
Pendidik Memiliki Tanggung Jawab Moral dalam Mendidik Generasi Penerus
Dalam Islam, pendidikan bukan
sekadar proses transfer ilmu, tetapi juga sebuah amanah yang harus dijalankan
dengan penuh tanggung jawab. Amanah dalam konteks ini berarti bahwa seorang
pendidik harus memiliki integritas dan keikhlasan dalam menjalankan tugasnya.
- Tanggung jawab moral:
Pendidik harus memahami bahwa mereka bertanggung jawab tidak hanya kepada
manusia tetapi juga kepada Allah SWT dalam membentuk karakter peserta
didik.
- Mengajarkan nilai-nilai Islam: Selain memberikan ilmu pengetahuan, pendidik juga
harus menanamkan akhlak dan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik.
- Menghindari penyalahgunaan wewenang: Pendidik tidak boleh menyalahgunakan posisinya untuk
kepentingan pribadi, melainkan harus menjadi pengayom dan pembimbing bagi
peserta didik.
Dalil Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaklah kamu menetapkannya dengan adil..." (QS. An-Nisa: 58)
b.
Kompetensi:
Kualifikasi Akademik dan Keahlian Profesional sebagai Syarat Utama dalam Dunia
Pendidikan
Kompetensi adalah kemampuan yang
harus dimiliki pendidik agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Dalam
Islam, menuntut ilmu dan meningkatkan kualitas diri merupakan kewajiban yang
harus terus dilakukan sepanjang hayat.
- Kompetensi akademik:
Pendidik harus memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
bidang yang diajarkan.
- Kompetensi pedagogik:
Kemampuan dalam menyampaikan materi dengan metode yang tepat agar mudah
dipahami oleh peserta didik.
- Kompetensi sosial:
Mampu berkomunikasi dengan baik dan menjalin hubungan yang harmonis dengan
peserta didik, orang tua, serta masyarakat.
- Kompetensi spiritual:
Memiliki pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam dan mampu
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran.
Hadis Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang bekerja, ia bekerja
dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional)." (HR. Thabrani)
c.
Profesionalisme:
Pendidik Dituntut untuk Terus Meningkatkan Kualitas Mengajar melalui Pelatihan
dan Pengembangan Diri
Profesionalisme dalam pendidikan
Islam mencakup etos kerja yang tinggi, dedikasi, serta komitmen dalam
menjalankan tugas sebagai pendidik. Islam mendorong umatnya untuk selalu
berusaha meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bidang pendidikan.
- Pengembangan diri:
Pendidik harus terus belajar, mengikuti pelatihan, dan memperbarui metode
pengajaran agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
- Evaluasi dan refleksi:
Seorang pendidik perlu melakukan refleksi terhadap metode mengajarnya dan
terbuka terhadap kritik serta saran untuk perbaikan.
- Disiplin dan komitmen:
Profesionalisme tercermin dalam kedisiplinan waktu, tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas, serta komitmen untuk memberikan pendidikan terbaik.
Dalil Al-Qur'an:
"Dan katakanlah (Muhammad), ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku
ilmu.’" (QS. Thaha: 114)
d.
Keteladanan
(Uswatun Hasanah): Pendidik Harus Menjadi Contoh yang Baik bagi Peserta Didik
Dalam pendidikan Islam, seorang
pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan
bagi peserta didik. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada
sekadar mendengar nasihat.
- Keteladanan dalam akhlak: Pendidik harus menunjukkan akhlak yang baik, seperti
jujur, sabar, disiplin, dan penuh kasih sayang.
- Keteladanan dalam ibadah: Seorang guru yang taat dalam ibadah akan lebih mudah
menanamkan nilai-nilai Islam kepada peserta didik.
- Keteladanan dalam interaksi sosial: Berinteraksi dengan peserta didik secara adil, ramah,
dan menghargai perbedaan.
Dalil Al-Qur'an:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu..." (QS. Al-Ahzab: 21)
Hadis Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR.
Bukhari dan Muslim)
Prinsip-prinsip manajemen tenaga
pendidik dalam pendidikan Islam menegaskan bahwa pendidik memiliki tanggung
jawab besar dalam mencerdaskan generasi penerus. Keempat prinsip ini—amanah,
kompetensi, profesionalisme, dan keteladanan—harus diterapkan secara seimbang
agar proses pendidikan tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara
akademik tetapi juga memiliki akhlak mulia. Pendidik yang menjalankan tugasnya
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam akan mampu memberikan dampak positif bagi
peserta didik, masyarakat, dan peradaban Islam secara keseluruhan.
3.
Implementasi Manajemen Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Islam
Pengelolaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Islam
Tenaga kependidikan, yang mencakup staf
administratif, tenaga teknis, dan pendukung lainnya, memiliki peran yang tidak
kalah penting dibandingkan tenaga pendidik dalam menunjang keberhasilan
pendidikan Islam. Manajemen tenaga kependidikan yang baik akan menciptakan
lingkungan pendidikan yang lebih efektif, efisien, dan berorientasi pada
nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa strategi implementasi manajemen
tenaga kependidikan dalam pendidikan Islam:
a.
Perencanaan dan Rekrutmen: Seleksi Tenaga Kependidikan Berdasarkan
Kompetensi dan Nilai-Nilai Islam
Proses perencanaan dan rekrutmen tenaga
kependidikan harus dilakukan dengan sistematis agar memperoleh tenaga kerja
yang profesional dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya.
Langkah-langkah utama dalam perencanaan dan
rekrutmen:
- Analisis kebutuhan tenaga kependidikan:
Menentukan jumlah dan jenis tenaga kependidikan yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan lembaga pendidikan Islam.
- Seleksi berbasis kompetensi:
Calon tenaga kependidikan harus memenuhi standar keahlian dan pengalaman
kerja yang relevan dengan tugasnya.
- Penilaian nilai-nilai Islam:
Calon tenaga kependidikan harus memiliki moralitas dan etika kerja yang
sesuai dengan prinsip Islam, seperti amanah, disiplin, dan kerja sama yang
baik.
- Wawancara berbasis karakter:
Proses wawancara tidak hanya menilai keterampilan teknis, tetapi juga
aspek kepribadian dan komitmen terhadap visi dan misi pendidikan Islam.
Dalil
Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang yang paling baik
yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat (kompeten)
lagi dapat dipercaya." (QS. Al-Qasas: 26)
b. Pelatihan dan Pengembangan: Program
Peningkatan Kapasitas untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja
Pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan serta produktivitas mereka dalam mendukung
operasional pendidikan Islam.
Strategi dalam pelatihan dan pengembangan:
- Pelatihan teknis dan administratif:
Memberikan pelatihan tentang sistem manajemen pendidikan, penggunaan
teknologi informasi, dan administrasi sekolah yang efisien.
- Penguatan nilai-nilai Islam:
Program pembinaan keagamaan, seperti kajian Islam dan pembiasaan ibadah,
agar tenaga kependidikan semakin memahami nilai-nilai Islam dalam
pekerjaannya.
- Workshop dan seminar pengembangan diri:
Meningkatkan keterampilan komunikasi, manajemen waktu, serta kepemimpinan
bagi tenaga kependidikan.
- Sistem mentoring dan coaching:
Menerapkan pola pembinaan melalui pendampingan oleh tenaga kependidikan
yang lebih berpengalaman.
Hadis
Rasulullah SAW:
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)
c. Evaluasi Kinerja: Sistem Penilaian
Berbasis Indikator Kinerja yang Jelas dan Terukur
Evaluasi kinerja tenaga kependidikan
diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu menjalankan tugasnya dengan
baik dan terus mengalami peningkatan dalam pekerjaannya.
Pendekatan dalam evaluasi kinerja:
- Penetapan Key Performance Indicators (KPI):
Menentukan indikator kinerja yang jelas, seperti ketepatan waktu dalam
pekerjaan, efektivitas layanan, dan kepuasan stakeholder (guru, siswa, dan
orang tua).
- Evaluasi berbasis akuntabilitas:
Sistem penilaian yang transparan dan berbasis pada data objektif agar adil
dan profesional.
- Feedback dan tindak lanjut:
Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada tenaga kependidikan serta
menyusun rencana perbaikan bagi yang memerlukan.
- Sistem penghargaan dan konsekuensi:
Memberikan apresiasi kepada tenaga kependidikan yang berkinerja baik dan
memberikan pembinaan bagi yang belum memenuhi standar kinerja.
Dalil
Al-Qur'an:
"Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu’..."
(QS. At-Taubah: 105)
d. Kesejahteraan dan Motivasi: Penyediaan
Insentif dan Lingkungan Kerja yang Kondusif
Menjaga kesejahteraan tenaga kependidikan
sangat penting untuk meningkatkan motivasi kerja dan loyalitas terhadap lembaga
pendidikan Islam.
Langkah-langkah dalam meningkatkan
kesejahteraan dan motivasi:
- Sistem insentif dan penghargaan:
Memberikan gaji yang layak, tunjangan, serta bonus kinerja bagi tenaga
kependidikan yang berprestasi.
- Fasilitas kerja yang nyaman:
Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas, seperti ruang
kerja yang nyaman, akses ke teknologi, serta suasana kerja yang kondusif.
- Dukungan kesejahteraan spiritual:
Menyediakan program pembinaan rohani seperti pengajian rutin, fasilitas
ibadah yang memadai, serta kesempatan untuk mengikuti kegiatan keagamaan.
- Keseimbangan kerja dan kehidupan:
Memastikan bahwa tenaga kependidikan memiliki keseimbangan antara pekerjaan
dan kehidupan pribadi agar tetap produktif dan tidak mengalami kelelahan
kerja (burnout).
Hadis
Rasulullah SAW:
"Berilah pekerja upahnya sebelum kering
keringatnya." (HR. Ibnu Majah)
Pengelolaan
tenaga kependidikan dalam pendidikan Islam harus dilakukan dengan perencanaan
yang matang, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, evaluasi, hingga pemberian
kesejahteraan dan motivasi. Dengan menerapkan prinsip manajemen yang berbasis
kompetensi dan nilai-nilai Islam, tenaga kependidikan dapat menjadi pilar
penting dalam menunjang keberhasilan sistem pendidikan Islam secara menyeluruh.
4.
Tantangan dalam Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan
Islam
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam memiliki
peran strategis dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Namun, dalam implementasinya, terdapat sejumlah
tantangan yang perlu diatasi agar efektivitas pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan dapat ditingkatkan. Berikut adalah beberapa tantangan utama
beserta solusi yang dapat diterapkan:
a. Kurangnya Tenaga Pendidik
yang Memiliki Kompetensi dalam Bidang Pendidikan Islam
Salah satu tantangan utama dalam pendidikan
Islam adalah keterbatasan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam dua
aspek utama, yaitu:
- Keahlian dalam bidang akademik:
Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap bidang yang
diajarkan, baik dalam ilmu umum maupun ilmu agama.
- Pemahaman terhadap nilai-nilai Islam:
Seorang pendidik di lingkungan pendidikan Islam harus mampu
mengintegrasikan ajaran Islam dalam proses pembelajaran dan menjadi
teladan bagi peserta didik.
Faktor
Penyebab:
- Keterbatasan lulusan yang memiliki
spesialisasi dalam pendidikan Islam.
- Kurangnya minat tenaga pendidik profesional
untuk mengajar di lembaga pendidikan Islam karena faktor kesejahteraan dan
fasilitas yang kurang memadai.
- Standar perekrutan yang belum optimal dalam
menilai aspek kompetensi akademik dan nilai-nilai Islam secara seimbang.
Solusi:
- Peningkatan program pendidikan dan
pelatihan bagi calon guru di perguruan tinggi Islam agar
lebih siap dalam mengajar di sekolah-sekolah Islam.
- Beasiswa bagi calon pendidik
yang memiliki potensi akademik dan komitmen terhadap pendidikan Islam agar
lebih banyak tenaga pendidik berkualitas yang tertarik untuk mengabdi di
sektor ini.
- Program sertifikasi pendidik Islam
untuk memastikan bahwa tenaga pendidik memiliki kompetensi akademik dan
nilai-nilai Islam yang kuat.
Dalil
Al-Qur’an:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
(QS. Al-Mujadilah: 11)
b. Sistem Administrasi yang Belum Terintegrasi dengan Baik
Administrasi pendidikan yang tidak tertata
dengan baik dapat menghambat efektivitas pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan. Sistem manajemen yang masih bersifat manual atau tidak
terintegrasi dapat mengakibatkan inefisiensi dalam pencatatan data, penggajian,
evaluasi kinerja, dan pengelolaan SDM secara keseluruhan.
Faktor
Penyebab:
- Banyak lembaga pendidikan Islam yang masih
menggunakan sistem administrasi konvensional yang rentan terhadap
kesalahan pencatatan dan keterlambatan proses.
- Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dalam bidang administrasi berbasis teknologi.
- Minimnya anggaran untuk pengembangan sistem
informasi manajemen yang modern dan terintegrasi.
Solusi:
- Pengembangan sistem manajemen berbasis
teknologi, seperti aplikasi atau platform digital yang
dapat digunakan untuk administrasi pendidikan, keuangan, dan SDM secara
lebih efisien.
- Pelatihan bagi tenaga administrasi
dalam penggunaan sistem informasi pendidikan agar mereka lebih cakap dalam
mengelola data dan operasional sekolah.
- Mitra kerja sama dengan pihak eksternal
seperti pemerintah, LSM pendidikan, atau perusahaan teknologi untuk
membangun sistem administrasi yang lebih terintegrasi dan modern.
Hadis
Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah menyukai jika
seseorang bekerja, ia bekerja dengan itqan (profesional dan penuh
ketelitian)." (HR. Thabrani)
c. Kesejahteraan Tenaga Pendidik
yang Masih Perlu Ditingkatkan
Tingkat kesejahteraan yang masih rendah
menjadi tantangan utama yang menyebabkan kurangnya motivasi dan dedikasi tenaga
pendidik dalam pendidikan Islam. Banyak guru di sekolah Islam, terutama yang
berbasis swasta atau pesantren, menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan
guru di sekolah negeri.
Faktor
Penyebab:
- Terbatasnya anggaran sekolah atau lembaga
pendidikan Islam, terutama yang berbasis swadaya atau yayasan.
- Kurangnya dukungan dari pemerintah dalam
bentuk subsidi atau bantuan kesejahteraan bagi tenaga pendidik di
sekolah-sekolah Islam.
- Tidak adanya standar gaji yang seragam bagi
tenaga pendidik di berbagai lembaga pendidikan Islam.
Solusi:
- Mendorong kebijakan pemerintah
untuk meningkatkan subsidi dan insentif bagi tenaga pendidik di sekolah
Islam.
- Membangun skema insentif berbasis kinerja,
seperti penghargaan bagi guru berprestasi dan tunjangan khusus bagi tenaga
pendidik yang telah mengabdi dalam waktu lama.
- Mendorong partisipasi masyarakat dan
donatur dalam mendukung kesejahteraan tenaga pendidik,
misalnya melalui wakaf pendidikan atau program beasiswa bagi guru.
Hadis
Rasulullah SAW:
"Berilah pekerja upahnya sebelum kering
keringatnya." (HR. Ibnu Majah)
d. Kurangnya Pelatihan dan
Pengembangan bagi Tenaga Kependidikan
Selain tenaga pendidik, tenaga kependidikan
seperti staf administrasi, tata usaha, dan tenaga teknis lainnya juga
membutuhkan pelatihan agar dapat bekerja lebih efisien dan profesional.
Sayangnya, banyak lembaga pendidikan Islam yang belum memberikan perhatian
cukup terhadap pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan.
Faktor
Penyebab:
- Minimnya program pelatihan bagi tenaga
kependidikan, baik dari internal lembaga pendidikan maupun dari
pemerintah.
- Rendahnya kesadaran akan pentingnya
peningkatan keterampilan tenaga kependidikan.
- Keterbatasan anggaran sekolah untuk
menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan SDM.
Solusi:
- Mengadakan pelatihan berkala
bagi tenaga kependidikan dalam bidang administrasi, pelayanan pendidikan,
dan teknologi informasi.
- Membangun sistem mentoring dan supervisi
agar tenaga kependidikan yang lebih berpengalaman dapat membimbing tenaga
yang lebih junior.
- Mendorong kemitraan dengan universitas dan
lembaga pelatihan untuk menyediakan program peningkatan
kapasitas tenaga kependidikan secara berkelanjutan.
Dalil
Al-Qur'an:
"Dan Katakanlah: ‘Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu.’" (QS. Thaha: 114)
Manajemen
tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam menghadapi berbagai
tantangan, mulai dari kurangnya tenaga pendidik yang kompeten, sistem
administrasi yang belum optimal, kesejahteraan yang masih rendah, hingga
kurangnya pelatihan bagi tenaga kependidikan. Untuk mengatasi tantangan ini,
diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perbaikan dalam sistem
rekrutmen, peningkatan kesejahteraan, integrasi sistem administrasi berbasis
teknologi, serta penguatan program pelatihan dan pengembangan SDM. Dengan
langkah-langkah strategis ini, pendidikan Islam dapat menjadi lebih
profesional, berkualitas, dan berdaya saing dalam mencetak generasi unggul yang
berakhlak mulia.
5.
Solusi dan Rekomendasi
Untuk mengatasi tantangan tersebut,
beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan antara lain:
- Meningkatkan kualitas rekrutmen tenaga pendidik dan
kependidikan berbasis kompetensi dan nilai-nilai Islam.
- Mengembangkan sistem pelatihan berkelanjutan.
- Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan
kependidikan melalui insentif dan penghargaan.
- Memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan tenaga
pendidik dan kependidikan.
Kesimpulan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam memiliki
peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Penerapan
prinsip-prinsip Islam dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dapat
menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Oleh karena
itu, diperlukan strategi yang sistematis dalam pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal.
Daftar Pustaka
- Al-Attas, S. M. N. (1993). The Concept of Education
in Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of Education. ISTAC.
- Zuhdi, M. (2015). Manajemen Pendidikan Islam: Konsep
dan Aplikasinya. Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 112-125.
- Nasution, S. (2005). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta:
Rineka Cipta.
- Arifin, M. (2012). Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
- Syamsuddin, A. (2018). Pendidikan Islam dan Tantangan
Globalisasi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 6(1), 89-102.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar