Minggu, 16 Maret 2025

Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Oleh : Mukhsin, S.Pd.I., M.Pd.
Ka. Prodi PAISTAI AF Makassar


Abstrak

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam merupakan aspek krusial dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Artikel ini membahas konsep, prinsip, serta implementasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam konteks pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan deskriptif-analitis terhadap berbagai sumber primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen tenaga pendidik dalam pendidikan Islam berlandaskan nilai-nilai Islam seperti amanah, kompetensi, dan profesionalisme. Selain itu, strategi pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Kata Kunci: Manajemen pendidikan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, pendidikan Islam.


Pendahuluan
Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan Islam adalah kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Pendidik dalam pendidikan Islam tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga berperan sebagai pembimbing dan teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu, pengelolaan tenaga pendidik yang efektif menjadi kebutuhan mendesak dalam sistem pendidikan Islam.

Selain tenaga pendidik, tenaga kependidikan juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam menunjang kelancaran proses pembelajaran. Tenaga kependidikan mencakup staf administrasi, tenaga tata usaha, serta berbagai elemen lain yang mendukung operasional lembaga pendidikan. Manajemen yang baik terhadap tenaga pendidik dan kependidikan akan berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh.

Dalam konteks pendidikan Islam, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam seperti amanah, profesionalisme, keadilan, dan kesejahteraan. Manajemen yang baik mencakup perencanaan, rekrutmen, pengembangan kompetensi, evaluasi kinerja, serta pemberian kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.

Namun, tantangan dalam pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan masih menjadi permasalahan yang perlu diatasi. Kurangnya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam pendidikan Islam, minimnya pelatihan, serta kesejahteraan tenaga pendidik yang belum optimal menjadi beberapa kendala utama dalam sistem pendidikan Islam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep, prinsip, serta implementasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam guna memberikan solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.



Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, dan dokumen resmi yang berkaitan dengan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi konsep, prinsip, dan implementasi manajemen tenaga pendidik berdasarkan perspektif Islam dan teori manajemen pendidikan modern.


Pembahasan

1. Konsep Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam seperti amanah, keadilan, kompetensi, dan profesionalisme. Al-Qur'an dan Hadis menekankan pentingnya ilmu, pendidikan, dan kepemimpinan dalam membangun masyarakat yang beradab.

2. Prinsip-prinsip Manajemen Tenaga Pendidik dalam Pendidikan Islam

Manajemen tenaga pendidik dalam pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam memastikan keberhasilan proses pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik. Prinsip-prinsip berikut menjadi landasan utama dalam pengelolaan tenaga pendidik agar mampu menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan nilai-nilai Islam:


a.     Amanah: Pendidik Memiliki Tanggung Jawab Moral dalam Mendidik Generasi Penerus

Dalam Islam, pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, tetapi juga sebuah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Amanah dalam konteks ini berarti bahwa seorang pendidik harus memiliki integritas dan keikhlasan dalam menjalankan tugasnya.

  • Tanggung jawab moral: Pendidik harus memahami bahwa mereka bertanggung jawab tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada Allah SWT dalam membentuk karakter peserta didik.
  • Mengajarkan nilai-nilai Islam: Selain memberikan ilmu pengetahuan, pendidik juga harus menanamkan akhlak dan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik.
  • Menghindari penyalahgunaan wewenang: Pendidik tidak boleh menyalahgunakan posisinya untuk kepentingan pribadi, melainkan harus menjadi pengayom dan pembimbing bagi peserta didik.

Dalil Al-Qur'an:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil..." (QS. An-Nisa: 58)

b.     Kompetensi: Kualifikasi Akademik dan Keahlian Profesional sebagai Syarat Utama dalam Dunia Pendidikan

Kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki pendidik agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Dalam Islam, menuntut ilmu dan meningkatkan kualitas diri merupakan kewajiban yang harus terus dilakukan sepanjang hayat.

  • Kompetensi akademik: Pendidik harus memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang yang diajarkan.
  • Kompetensi pedagogik: Kemampuan dalam menyampaikan materi dengan metode yang tepat agar mudah dipahami oleh peserta didik.
  • Kompetensi sosial: Mampu berkomunikasi dengan baik dan menjalin hubungan yang harmonis dengan peserta didik, orang tua, serta masyarakat.
  • Kompetensi spiritual: Memiliki pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran.

Hadis Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah menyukai apabila seseorang bekerja, ia bekerja dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional)." (HR. Thabrani)


c.      Profesionalisme: Pendidik Dituntut untuk Terus Meningkatkan Kualitas Mengajar melalui Pelatihan dan Pengembangan Diri

Profesionalisme dalam pendidikan Islam mencakup etos kerja yang tinggi, dedikasi, serta komitmen dalam menjalankan tugas sebagai pendidik. Islam mendorong umatnya untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas diri, termasuk dalam bidang pendidikan.

  • Pengembangan diri: Pendidik harus terus belajar, mengikuti pelatihan, dan memperbarui metode pengajaran agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
  • Evaluasi dan refleksi: Seorang pendidik perlu melakukan refleksi terhadap metode mengajarnya dan terbuka terhadap kritik serta saran untuk perbaikan.
  • Disiplin dan komitmen: Profesionalisme tercermin dalam kedisiplinan waktu, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta komitmen untuk memberikan pendidikan terbaik.

Dalil Al-Qur'an:
"Dan katakanlah (Muhammad), ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.’" (QS. Thaha: 114)

d.     Keteladanan (Uswatun Hasanah): Pendidik Harus Menjadi Contoh yang Baik bagi Peserta Didik

Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan bagi peserta didik. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada sekadar mendengar nasihat.

  • Keteladanan dalam akhlak: Pendidik harus menunjukkan akhlak yang baik, seperti jujur, sabar, disiplin, dan penuh kasih sayang.
  • Keteladanan dalam ibadah: Seorang guru yang taat dalam ibadah akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai Islam kepada peserta didik.
  • Keteladanan dalam interaksi sosial: Berinteraksi dengan peserta didik secara adil, ramah, dan menghargai perbedaan.

Dalil Al-Qur'an:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..." (QS. Al-Ahzab: 21)

Hadis Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Prinsip-prinsip manajemen tenaga pendidik dalam pendidikan Islam menegaskan bahwa pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam mencerdaskan generasi penerus. Keempat prinsip ini—amanah, kompetensi, profesionalisme, dan keteladanan—harus diterapkan secara seimbang agar proses pendidikan tidak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademik tetapi juga memiliki akhlak mulia. Pendidik yang menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam akan mampu memberikan dampak positif bagi peserta didik, masyarakat, dan peradaban Islam secara keseluruhan.

3. Implementasi Manajemen Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Pengelolaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Tenaga kependidikan, yang mencakup staf administratif, tenaga teknis, dan pendukung lainnya, memiliki peran yang tidak kalah penting dibandingkan tenaga pendidik dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam. Manajemen tenaga kependidikan yang baik akan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih efektif, efisien, dan berorientasi pada nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa strategi implementasi manajemen tenaga kependidikan dalam pendidikan Islam:

a.     Perencanaan dan Rekrutmen: Seleksi Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kompetensi dan Nilai-Nilai Islam

Proses perencanaan dan rekrutmen tenaga kependidikan harus dilakukan dengan sistematis agar memperoleh tenaga kerja yang profesional dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Langkah-langkah utama dalam perencanaan dan rekrutmen:

  • Analisis kebutuhan tenaga kependidikan: Menentukan jumlah dan jenis tenaga kependidikan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan Islam.
  • Seleksi berbasis kompetensi: Calon tenaga kependidikan harus memenuhi standar keahlian dan pengalaman kerja yang relevan dengan tugasnya.
  • Penilaian nilai-nilai Islam: Calon tenaga kependidikan harus memiliki moralitas dan etika kerja yang sesuai dengan prinsip Islam, seperti amanah, disiplin, dan kerja sama yang baik.
  • Wawancara berbasis karakter: Proses wawancara tidak hanya menilai keterampilan teknis, tetapi juga aspek kepribadian dan komitmen terhadap visi dan misi pendidikan Islam.

Dalil Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat (kompeten) lagi dapat dipercaya." (QS. Al-Qasas: 26)

b.     Pelatihan dan Pengembangan: Program Peningkatan Kapasitas untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja

Pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan serta produktivitas mereka dalam mendukung operasional pendidikan Islam.

Strategi dalam pelatihan dan pengembangan:

  • Pelatihan teknis dan administratif: Memberikan pelatihan tentang sistem manajemen pendidikan, penggunaan teknologi informasi, dan administrasi sekolah yang efisien.
  • Penguatan nilai-nilai Islam: Program pembinaan keagamaan, seperti kajian Islam dan pembiasaan ibadah, agar tenaga kependidikan semakin memahami nilai-nilai Islam dalam pekerjaannya.
  • Workshop dan seminar pengembangan diri: Meningkatkan keterampilan komunikasi, manajemen waktu, serta kepemimpinan bagi tenaga kependidikan.
  • Sistem mentoring dan coaching: Menerapkan pola pembinaan melalui pendampingan oleh tenaga kependidikan yang lebih berpengalaman.

Hadis Rasulullah SAW:
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

c.      Evaluasi Kinerja: Sistem Penilaian Berbasis Indikator Kinerja yang Jelas dan Terukur

Evaluasi kinerja tenaga kependidikan diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu menjalankan tugasnya dengan baik dan terus mengalami peningkatan dalam pekerjaannya.

Pendekatan dalam evaluasi kinerja:

  • Penetapan Key Performance Indicators (KPI): Menentukan indikator kinerja yang jelas, seperti ketepatan waktu dalam pekerjaan, efektivitas layanan, dan kepuasan stakeholder (guru, siswa, dan orang tua).
  • Evaluasi berbasis akuntabilitas: Sistem penilaian yang transparan dan berbasis pada data objektif agar adil dan profesional.
  • Feedback dan tindak lanjut: Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada tenaga kependidikan serta menyusun rencana perbaikan bagi yang memerlukan.
  • Sistem penghargaan dan konsekuensi: Memberikan apresiasi kepada tenaga kependidikan yang berkinerja baik dan memberikan pembinaan bagi yang belum memenuhi standar kinerja.

Dalil Al-Qur'an:
"Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu’..." (QS. At-Taubah: 105)

d.     Kesejahteraan dan Motivasi: Penyediaan Insentif dan Lingkungan Kerja yang Kondusif

Menjaga kesejahteraan tenaga kependidikan sangat penting untuk meningkatkan motivasi kerja dan loyalitas terhadap lembaga pendidikan Islam.

Langkah-langkah dalam meningkatkan kesejahteraan dan motivasi:

  • Sistem insentif dan penghargaan: Memberikan gaji yang layak, tunjangan, serta bonus kinerja bagi tenaga kependidikan yang berprestasi.
  • Fasilitas kerja yang nyaman: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas, seperti ruang kerja yang nyaman, akses ke teknologi, serta suasana kerja yang kondusif.
  • Dukungan kesejahteraan spiritual: Menyediakan program pembinaan rohani seperti pengajian rutin, fasilitas ibadah yang memadai, serta kesempatan untuk mengikuti kegiatan keagamaan.
  • Keseimbangan kerja dan kehidupan: Memastikan bahwa tenaga kependidikan memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi agar tetap produktif dan tidak mengalami kelelahan kerja (burnout).

Hadis Rasulullah SAW:
"Berilah pekerja upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah)

Pengelolaan tenaga kependidikan dalam pendidikan Islam harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, evaluasi, hingga pemberian kesejahteraan dan motivasi. Dengan menerapkan prinsip manajemen yang berbasis kompetensi dan nilai-nilai Islam, tenaga kependidikan dapat menjadi pilar penting dalam menunjang keberhasilan sistem pendidikan Islam secara menyeluruh.

4. Tantangan dalam Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Pendidikan Islam

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Namun, dalam implementasinya, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar efektivitas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan dapat ditingkatkan. Berikut adalah beberapa tantangan utama beserta solusi yang dapat diterapkan:

a.      Kurangnya Tenaga Pendidik yang Memiliki Kompetensi dalam Bidang Pendidikan Islam

Salah satu tantangan utama dalam pendidikan Islam adalah keterbatasan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam dua aspek utama, yaitu:

  1. Keahlian dalam bidang akademik: Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap bidang yang diajarkan, baik dalam ilmu umum maupun ilmu agama.
  2. Pemahaman terhadap nilai-nilai Islam: Seorang pendidik di lingkungan pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan ajaran Islam dalam proses pembelajaran dan menjadi teladan bagi peserta didik.

Faktor Penyebab:

  • Keterbatasan lulusan yang memiliki spesialisasi dalam pendidikan Islam.
  • Kurangnya minat tenaga pendidik profesional untuk mengajar di lembaga pendidikan Islam karena faktor kesejahteraan dan fasilitas yang kurang memadai.
  • Standar perekrutan yang belum optimal dalam menilai aspek kompetensi akademik dan nilai-nilai Islam secara seimbang.

Solusi:

  • Peningkatan program pendidikan dan pelatihan bagi calon guru di perguruan tinggi Islam agar lebih siap dalam mengajar di sekolah-sekolah Islam.
  • Beasiswa bagi calon pendidik yang memiliki potensi akademik dan komitmen terhadap pendidikan Islam agar lebih banyak tenaga pendidik berkualitas yang tertarik untuk mengabdi di sektor ini.
  • Program sertifikasi pendidik Islam untuk memastikan bahwa tenaga pendidik memiliki kompetensi akademik dan nilai-nilai Islam yang kuat.

Dalil Al-Qur’an:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)

b.     Sistem Administrasi yang Belum Terintegrasi dengan Baik

Administrasi pendidikan yang tidak tertata dengan baik dapat menghambat efektivitas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan. Sistem manajemen yang masih bersifat manual atau tidak terintegrasi dapat mengakibatkan inefisiensi dalam pencatatan data, penggajian, evaluasi kinerja, dan pengelolaan SDM secara keseluruhan.

Faktor Penyebab:

  • Banyak lembaga pendidikan Islam yang masih menggunakan sistem administrasi konvensional yang rentan terhadap kesalahan pencatatan dan keterlambatan proses.
  • Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang administrasi berbasis teknologi.
  • Minimnya anggaran untuk pengembangan sistem informasi manajemen yang modern dan terintegrasi.

Solusi:

  • Pengembangan sistem manajemen berbasis teknologi, seperti aplikasi atau platform digital yang dapat digunakan untuk administrasi pendidikan, keuangan, dan SDM secara lebih efisien.
  • Pelatihan bagi tenaga administrasi dalam penggunaan sistem informasi pendidikan agar mereka lebih cakap dalam mengelola data dan operasional sekolah.
  • Mitra kerja sama dengan pihak eksternal seperti pemerintah, LSM pendidikan, atau perusahaan teknologi untuk membangun sistem administrasi yang lebih terintegrasi dan modern.

Hadis Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah menyukai jika seseorang bekerja, ia bekerja dengan itqan (profesional dan penuh ketelitian)." (HR. Thabrani)

c.      Kesejahteraan Tenaga Pendidik yang Masih Perlu Ditingkatkan

Tingkat kesejahteraan yang masih rendah menjadi tantangan utama yang menyebabkan kurangnya motivasi dan dedikasi tenaga pendidik dalam pendidikan Islam. Banyak guru di sekolah Islam, terutama yang berbasis swasta atau pesantren, menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan guru di sekolah negeri.

Faktor Penyebab:

  • Terbatasnya anggaran sekolah atau lembaga pendidikan Islam, terutama yang berbasis swadaya atau yayasan.
  • Kurangnya dukungan dari pemerintah dalam bentuk subsidi atau bantuan kesejahteraan bagi tenaga pendidik di sekolah-sekolah Islam.
  • Tidak adanya standar gaji yang seragam bagi tenaga pendidik di berbagai lembaga pendidikan Islam.

Solusi:

  • Mendorong kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi dan insentif bagi tenaga pendidik di sekolah Islam.
  • Membangun skema insentif berbasis kinerja, seperti penghargaan bagi guru berprestasi dan tunjangan khusus bagi tenaga pendidik yang telah mengabdi dalam waktu lama.
  • Mendorong partisipasi masyarakat dan donatur dalam mendukung kesejahteraan tenaga pendidik, misalnya melalui wakaf pendidikan atau program beasiswa bagi guru.

Hadis Rasulullah SAW:
"Berilah pekerja upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah)

d.     Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan bagi Tenaga Kependidikan

Selain tenaga pendidik, tenaga kependidikan seperti staf administrasi, tata usaha, dan tenaga teknis lainnya juga membutuhkan pelatihan agar dapat bekerja lebih efisien dan profesional. Sayangnya, banyak lembaga pendidikan Islam yang belum memberikan perhatian cukup terhadap pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan.

Faktor Penyebab:

  • Minimnya program pelatihan bagi tenaga kependidikan, baik dari internal lembaga pendidikan maupun dari pemerintah.
  • Rendahnya kesadaran akan pentingnya peningkatan keterampilan tenaga kependidikan.
  • Keterbatasan anggaran sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan SDM.

Solusi:

  • Mengadakan pelatihan berkala bagi tenaga kependidikan dalam bidang administrasi, pelayanan pendidikan, dan teknologi informasi.
  • Membangun sistem mentoring dan supervisi agar tenaga kependidikan yang lebih berpengalaman dapat membimbing tenaga yang lebih junior.
  • Mendorong kemitraan dengan universitas dan lembaga pelatihan untuk menyediakan program peningkatan kapasitas tenaga kependidikan secara berkelanjutan.

Dalil Al-Qur'an:
"Dan Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.’" (QS. Thaha: 114)

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kurangnya tenaga pendidik yang kompeten, sistem administrasi yang belum optimal, kesejahteraan yang masih rendah, hingga kurangnya pelatihan bagi tenaga kependidikan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perbaikan dalam sistem rekrutmen, peningkatan kesejahteraan, integrasi sistem administrasi berbasis teknologi, serta penguatan program pelatihan dan pengembangan SDM. Dengan langkah-langkah strategis ini, pendidikan Islam dapat menjadi lebih profesional, berkualitas, dan berdaya saing dalam mencetak generasi unggul yang berakhlak mulia.

5. Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan antara lain:

  • Meningkatkan kualitas rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan berbasis kompetensi dan nilai-nilai Islam.
  • Mengembangkan sistem pelatihan berkelanjutan.
  • Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan melalui insentif dan penghargaan.
  • Memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan.

Kesimpulan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Penerapan prinsip-prinsip Islam dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang sistematis dalam pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal.



Daftar Pustaka

  1. Al-Attas, S. M. N. (1993). The Concept of Education in Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of Education. ISTAC.
  2. Zuhdi, M. (2015). Manajemen Pendidikan Islam: Konsep dan Aplikasinya. Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 112-125.
  3. Nasution, S. (2005). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. Arifin, M. (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
  5. Syamsuddin, A. (2018). Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 6(1), 89-102.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar